— BAB 1 “Pandai bersyukur”

Terlintas dalam fikiran saya “selama 22 tahun saya hidup di dunia ini ALLAH tak pernah menelantarkan saya untuk tidak makan selama 3 hari saja”

orang berkeliaran mencari Berlian dan tak ingat hal kecil atas “Hulu” dari sebuah kata Rizqi
dan hati saya berbisik
“kenal teu maneh jeung saha nu mere Rizqi teh”
“mun teu kenal mah tong sok nyanyahoanan fikiran teh”
“da lamun geus kenal jeung saha nu Pangluhurna mere rizqi ka urang mah, rek leutik atawa gede wadah rizqi keur urang teh, urang pasti NARIMAKEUN. Usaha weh nu bener, da Nu Luhur mah MOAL SALAH Mere teh”

“tah jang jelema mah kadang soh Loba kahayang, Tapi teu daek NARIMAKEUN”

Dan selanjutnya ada beberapa Pernyataan yang memang penting untuk saya, setiap saya Hitam ataupun Putih
Hari ini mata saya masih bisa melihat
Hari ini telinga saya masih bisa mendengar
Hari ini otak saya masih dikasih kepercayaan untuk menggerakkan ujung jari-jari saya
Hari ini tangan saya masih bisa mengangkat sebuah gelas yang berisikan coffee untuk saya minum
Hari ini mata saya masih bisa merasakan ngantuk yang akan membuat saya tidur pulas
Hari ini badan saya masih bisa merasakan capek yang akan membuat saya istirahat dengan indah
Hari ini lidah saya masih lancar berbicara kepada orang lain
Hari ini saya masih bisa melihat orang – orang yang saya sayangi
Hari ini hati saya masih diberi ketenangan menghadapi segala sesuatu
Hari ini gigi saya masih complete untuk bisa memberikan senyuman untuk saya sendiri dan orang lain
Hari ini Jari saya masih bisa menulis sebuah tulisan tentang indahnya hidup ini
Hari ini Hati saya masih bisa menerima segala sesuatu dengan senyuman

HIDUP ITU INDAH,
HIDUP ITU NIKMAT,
HIDUP ITU USAHA UNTUK MENJADI LEBIH BAIK,
HIDUP ITU Tentang sebuah SYUKUR

12 – 05 – 2011
4141n

Tinggalkan komentar